Renungan Harian CAHAYA SABDA 01 April 2017

Sabtu Pekan Prapaskah IV

Bacaan Pertama
Yer 11:18-20 Aku seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih.

Mazmur: Mzm 7:2-3.9b-10.11-12
R:2a Ya Tuhan, Allahku, pada-Mu aku berlindung.

Bait Pengantar Injil Luk 8:15
Orang yang mendengarkan firman Tuhan,dan menyimpannya dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Bacaan Injil  Yoh 7:40-53
Apakah Engkau juga orang Galilea?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkataan itu, berkata: "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang." Yang lain berkata: "Ia ini Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata: "Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea! Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal." Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia. Beberapa orang di antara mereka mau menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang berani menyentuhNya. Maka penjaga-penjaga itu pergi kepada imam-imam kepala dan orang-orang Farisi, yang berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak membawaNya?" Jawab penjaga-penjaga itu: "Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!" Jawab orang-orang Farisi itu kepada mereka: "Adakah kamu juga disesatkan? Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepadaNya, atau seorang di antara orang-orang Farisi? Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!" Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepadaNya, berkata kepada mereka: "Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuatNya?" Jawab mereka: "Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea." Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya,

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan:
Sikap takut akan Tuhan membawa seseorang untuk mencintai kehendak Tuhan dengan sungguh-sungguh. Ia senantiasa melihat dan mengakui kebenaran yang ada pada Tuhan. Dalam dirinya selalu dijauhkan dari hujatan dan keraguan-raguan akan Tuhan meskipun menderita dan tertimpa kesulitan hidup. Ia dijauhkan pula dari sikap iri hati dan dari keinginan menjatuhkan sesama. Yang ada adalah sikap mengandalkan Tuhan. Ia berusaha berjalan pada jalan benar yang ditunjukkan Tuhan. Bahkan ia merasakan kepedulian dan pembelaan Tuhan terhadap dirinya. Bagaimanakah dengan kita, apakah sudah termasuk menjadi orang yang mencintai kehendak Tuhan?

          Kejujuran dan kesederhanaan juga menjadi ciri orang yang mencintai kehendak Tuhan. Ia menerima ajaran Tuhan yang disampaikan oleh siapapun dengan iman. Ia mengedepankan mata hati bukan pikiran rasional. Bahkan emosi kemarahan jauh dari dirinya. Sebagaimana Nikodemus, mempertanyakan apakah orang dapat menghukum seseorang sebelum mendengar kesaksian dan tahu apa yang diperbuat? Ia wakil seorang yang mencintai kehendak Tuhan, jeli dan benar dalam bersikap dengan arif bijaksana serta berani mengakui kebenaran dengan jujur.

"Orang yang mencintai kehendak Tuhan pasti mempunysi sukacita yang berlimpah."

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget