***Kesaksian Sr. Carol dari Suriah Penerima Penghargaan Internasional Wanita Tangguh 2017***
Selamat Paskah! Beberapa hari lalu saya menulis: "Bangga...bukan berarti sombong (...). Bangga...berarti terdorong untuk berbuat lebih, lebih, dan lebih baik lagi". Saya terinspirasi oleh Suster Carolin Tahhan Fachakh dari Suriah, penerima Penghargaan Internasional Wanita Tangguh 2017 (International Women of Courage Award). Biarawati Salesian dari Kongregasi Puteri-puteri dari Maria Penolong Orang-orang Kristen (Congregatio Filiarum Mariae Auxiliatricis) ini menerima penghargaan dari tangan First Lady dari Amerika Serikat, Melania Trump.
Sr. Carol, biasa dipanggil, lahir di Aleppo, Suriah, dan kesaksiannya yang amat mengharukan dalam melayani dan membantu orang-orang yang terkena dampak konflik Suriah dan komitmennya untuk melindungi dan mendukung mereka yang paling rentan, terutama anak-anak, pengungsi, dan para perempuan pengungsi, membuatnya terpilih untuk menerima penghargaan internasional itu. Dengan menempatkan hidupnya sendiri pada risiko, Suster Carolin telah menjadi tanda harapan bagi umat Islam dan Kristen. Selain memimpin Sekolah Taman Kanak-kanak (TK) dan menyediakan lingkungan yang aman bagi anak-anak yang mengalami trauma, ia juga memimpin sebuah lokakarya (kursus) menjahit untuk memberikan keahlian profesional untuk perempuan-perempuan yang paling rentan.
Suster Carol mengatakan: "Saya sadar bahwa penghargaan ini bukan hanya untuk saya tetapi untuk Gereja di Suriah, yang adalah SATU dan kami sangat bersatu. Perang ini telah membuat kami semakin bersatu. Tak satu pun dari kami ingin meninggalkan negara ini sejak awal perang. Suriah saat ini adalah negara yang hancur, tidak hanya dalam perekonomian tetapi dalam budaya, dalam akar-akarnya. Suatu hari di sekolah seorang anak telah mengeluarkan bunyian dengan mulutnya dan saya bertanya apa itu. Dia menjawab itu suara bom, yang berbeda dari suara rudal. Saya tidak bisa berpikir bahwa anak-anak Suriah saat ini belajar untuk membedakan senjata dan tidak bermain, belajar dan tumbuh sebagai anak-anak 'normal' lainnya."
"Allah telah menciptakan dunia bagi kita. Kita tidak bisa tetap acuh tak acuh terhadap kehancuran dari dunia... . Mari kita semua, pria dan wanita, semua menjadi pembawa damai. Karena perdamaian itu mungkin. Amin." Demikian harapan dan ajakan Sr. Carol yang diyakininya.
(Shirley Hadisandjaja / UNIONE INTERNAZIONALE DELLE SUPERIORE GENERALI 12 Apr 2017)
0 komentar:
Posting Komentar