RENUNGAN HARIAN PEKAN BIASA XXXIV- SENIN, 25 NOVEMBER 2019. BACAAN : Dan. 1:1-6.8-20. Luk.21:1-4.


SENIN, 25 NOVEMBER 2019

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIV
PF S. Katarina dr Aleksandria, Perawan dan Martir

Bacaan Injil
Luk 21:1-4

Yesus melihat seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti derma.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Di bait Allah, tatkala mengangkat muka,
Yesus melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka
ke dalam peti persembahan. Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu.

Maka Yesus berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak
daripada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."

Demikianlah Injil Tuhan.

=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Senin, 25 November 2019                                                                                                         
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Iman dan Pasrah Pada Kehendak Tuhan!                                                                     
 Lukas 21: 1-4

Sdr/i... Bacaan pertama hari ini, yang diambil dari Kitab Daniel 1:1-6, 8-20, menceriterakan bagaimana bangsa Israel diperlakukan di tempat pembuangan Babilon. Banyak anak yang cerdik pandai dan tidak bercela dari keturunan raja, bangsawan dan Israel, dididik secara khusus dalam istana Raja Nebukadnezar selama tiga tahun, kemudian sesudah mereka tamat dan lulus dengan sangat baik akan bekerja untuk raja. Dari sekian banyak anak, ada 4 anak dari keturunan Israel. Daniel salah satunya. Semua anak diberi menu makanan yang sama dengan menu makanan sang raja. Daniel, seorang anak Israel yang sangat taat kepada hukum Taurat bertekad untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan minuman anggur yang biasa diminum oleh raja. Ia meminta pemimpin pegawai istana itu supaya tidak usah menajiskan diri. Ketaatan pada ajaran iman dan kepasrahan total pada Tuhan selalu menjadi inspirasi hidupnya. Niat baik Daniel didengar Tuhan. Tuhan mengaruniai Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana. Daniel dan ketiga temannya hanya diberi sayur dan air. Tetapi makanan dan minuman itu sungguh menyegarkan dan menyehatkan mereka. Karena iman dan kepasrahan total pada Tuhan, maka semuanya baik-baik saja baginya. Kepada keempat pemuda Israel ini, Tuhan memberi pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat. Daniel diberi kemampuan untuk mengetahui berbagai-bagai penglihatan dan mimpi. Waktu semua pemuda dihadapkan kepada Raja Nebukadnezar untuk bercakap-cakap, Daniel dan tiga temannya dinyatakan lulus dengan prestasi yang sangat baik. Maka bekerjalah mereka untuk raja. 
Hikmat yang kita petik dari kisah Daniel dan teman-temannya ini adalah agar kita jangan cepat-cepat tergiur dan percaya oleh budaya dan ilmu kafir. Berpegang teguhlah pada ajaran iman, ajaran Gereja dan pasrah sungguh pada kehendak Tuhan. Tuhan sumber segalanya, entah kesehatan maupun ilmu pengetahuan dan kepandaian. Tuhan pasti akan selalu memperhatikan apa yang sangat kita butuhkan kalau kita tetap setia dan taat pada perintahNya. Pengetahuan dari Tuhan itu diperoleh dengan kemurnian hidup, kesetiaan dan ketaatan pada hukum dan doa. Boleh kita pelajari banyak ilmu lain, tetapi apakah ilmu itu bisa diterapkan sesuai dengan ajaran dan iman kita? Tidak semua ilmu bisa diterapkan begitu saja tanpa memperhatikan ajaran agama dan iman kita. Kita harus selalu mendengarkan suara bathin kita apakah ilmu yang kita pelajari sesuai dengan ajaran agama atau tidak. Sekarang lewat sosial media banyak sekali ilmu baru yang ditawarkan kepada kita. Kalau kita tidak berhati-hati, maka hati dan pikiran kita akan hancur. Karena itu, berhati-hatilah. Ikutilah contoh hidup Daniel dan teman-temannya. Tidak cepat jatuh dalam kemewahan hidup istana Raja Nebukadnezar. Mereka selalu setia pada Tuhan dan hukum Taurat.  

Bacaan Injil hari ini-pun mengingatkan kita akan hal yang sama: iman dan keterbukaan secata total kepada Tuhan. Ibu janda yang miskin memberi segalanya kepada Tuhan dengan tulus dan percaya sungguh bahwa Tuhan akan menjamin hidup-nya untuk hari-hari selanjutnya. 
Memberikan persembahan waktu Misa atau dalam doa kelompok adalah satu bentuk ungkapan iman dan hati kita. Bukan soal besar dan kecilnya bahan persembahan yang kita persembahkan itu, tetapi bagaimana keadaan bathin kita di saat kita mempersembahkan ungkapan iman kita. Kalau kita persembahkan bahan persembahan kita dengan penuh hormat sambil mengucapkan doa dalam hati, sebagai ucapan terima kasih dan mohon berkat, pasti Tuhan akan sangat memuji kita. Itulah yang dilihat Yesus Kristus sewaktu ibu Janda miskin mempersembahkan dua peser ke dalam peti kolekte. Ia menyerahkan dua peser itu dengan penuh hormat sebagai ungkapan iman yang keluar dari lubuk hatinya dan tetap percaya bahwa Tuhan akan selalu menyiapkan apa yang dia butuhkan setiap hari. 

Marilah saudara-saudari... Ikutilah teladan hidup dari Daniel dan ketiga temannya serta hayatilah dan amalkanlah contoh hidup yang sudah ditunjukkan oleh ibu janda dalam hidup harian kita. Tuhan selalu memperhatikan orang-orang yang setia pada perintah-perintahNya dan Tuhan pun selalu bertanggungjawab atas kehidupan mereka, apa pun situasi hidup yang sedang mereka alami. 

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita agar kita selalu setia dalam iman, hidup jujur dan taat pada kehendak Tuhan. Amin.

=======================================================================
Senin, 25 November 2019
Pekan Biasa XXXIV
¤ Dan. 1:1-6,8-20
¤ MT. Dan. 3:52,53,54,55,56
¤ Luk. 21:1-4
"Non multa sed multum" 
- Bukan banyaknya tapi mutunya -
   Tuhan melihat bukan berapa jumlah "kuantitas" yang dipersembahkan tapi "kualitas" ketulusan pemberiannya.
   Mengacu pada bacaan Injil hari ini,  Yesus memuji janda miskin di Bait Allah karena persembahannya.
   Adapun makna pujian Yesus bagi kita, antara lain:
1. Ketulusan hati
   Janda miskin mempersembahkan seluruh hatinya, tanpa memikirkan apapun selain ketulusan hati.
   Disinilah kita diajarkan salah satu ciri orang beriman, hidupnya penuh kebaikan dan bukan kejahatan, penuh ketulusan dan bukan kepalsuan.
2. Keseluruhan nafkahnya
   Janda miskin mempersembahkan keseluruhan nafkahnya, meskipun paling kecil jumlahnya tapi justru lebih berharga daripada semua persembahan lainnya, sebab dia mempersembahkan dengan kasih.
   Di sinilah kita diajarkan kasih dan pengorbanan yang memberikan diri tanpa batas, tanpa pamrih, tanpa mengeluh, mengerutu ketika harus menghadapi tantangan dan kesulitan.
   Saudaraku, mari kita persembahkan perbuatan yang kecil namun dengan cinta yang besar demi kebahagiaan dan keselamatan orang lain.
   Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang mau melayani dengan tulus ikhlas, penuh cinta. Amin.

========================================================================

Luk. 21:1-4 ~ Senin
"Sesungguhnya janda miskin ini MEMBERI lebih banyak daripada semua orang itu. Sebab mereka semua MEMBERI persembahannya dari kelimpahannya tetapi janda miskin ini MEMBERI dari KEKURANGANNYA."
Persembahan yang dikehendaki Tuhan: persembahan yang TULUS, IKHLAS dan PENUH CINTA yang lahir dari KESADARAN untuk MEMBERI, bukan supaya dipuji atau mendapatkan balasan yang setimpal.
Saudaraku, apakah persembahan yang Anda BERIKAN pada Tuhan dan sesama sungguh dengan  TULUS, IKHLAS dan PENUH CINTA?
JLU.

DOA:
Tuhan Yesus, jauhkanlah aku dari semangat yang mengedepankan cinta diri agar setiap langkah hidupku selalu menjadi persembahan yang terbaik bagi-Mu. Amin.

========================================================================

RENUNGAN HARIAN PEKAN BIASA XXXIV- SENIN, 25 NOVEMBER 2019. BACAAN : Dan. 1:1-6.8-20. Luk.21:1-4.
OLEH : RD. JOHN KOTA SANDO

Para bijak mengatakan bahwa hidup ini menjadi bermakna bukan karena berapa banyak yang kita dapatkan, tetapi dari berapa banyak yang kita berikan dengan ikhlas. Alangkah indahnya kalau memberi itu bukan hanya sekedar kewajiban, tetapi merupakan kebiasaan. Karena memberi adalah sebuah ibadah yang senantiasa menyadarkan kita, bahwa segala sesuatu yang diberikan Tuhan itu, bukan hanya untuk diri kita pribadi saja, tetapi juga untuk sesama kita.
Kisah persembahan janda miskin yang kita dengarkan dalam bacaan Injil hari ini (Luk.21:1-4) mengajarkan kepada kita tentang nilai dari sebuah pemberian. Pemberian itu hanya akan menjadi sebuah berkat, jika itu dilakukan dengan keikhlasan hati. Janda miskin itu dipuji oleh Yesus karena dia memberi dengan ikhlas  dari kekurangannya. Apa yang dilakukan oleh janda miskin tersebut mengajarkan kepada kita bahwa memberi itu bukan berarti mengurangi atau merugikan. Memberi untuk disaat ini merupakan berkat, tetapi untuk diakhirat nanti merupakan investasi. Dengan memberi dari kekurangan akan membuka pintu rejeki yang lebih besar untuk kita. Karena siapa yang memberi akan diberkati Tuhan.
Wanita janda miskin itu  memberi dengan ikhlas dan total karena dia percaya pada penyelengggaraan Allah. Ia yakin bahwa apa yang kurang dan tidak ada padanya akan dilengkapi dan diadakan oleh Allah. Percaya pada penyelenggaraan Allah juga dibuktikan oleh Daniel, Hananya, Misael dan Azarya, sebagaimana kita dengar dalam bacaan pertama hari ini (Dan.1:1-6.8-20). Mereka sangat yakin bahwa kecerdasan dan kebijaksanaan yang mereka miliki adalah pemberian Allah, bukan karena jasa raja Nebukadnezar.

Tuhan menghendaki agar kita dapat menaburkan benih kebaikan saat berkecukupan maupun berkekurangan. Jadilah pribadi yang memberi tanpa merasa rugi dan kuatir. Jadilah pribadi yang memberi dengan ikhlas tanpa mengharapkan balasan. Siapa yang menabur benih dia akan memetik hasil. Siapa yang menabur kebaikan dia akan berlimpah cinta. Dan siapa yang memberi jalan pada hidup banyak orang akan selalu dikenang karena kebaikannya.
A M I N.

========================================================================

Bacaan Liturgi 25 November 2019

Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIV

PF S. Katarina dr Aleksandria, Perawan dan Martir

Bacaan Pertama
Dan 1:1-6.8-20
Di antara mereka tidak didapati yang setara dengan Daniel, Hananya, Misael dan Azarya.
Pembacaan dari Nubuat Daniel:

Pada tahun ketiga pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, ke Yerusalem, dan mengepung kota itu. Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan juga sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangan Raja Nebukadnezar, Nebukadnezar membawa semuanya itu ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya dan perkakas-perkakas itu dimasukkannya dalam perbendaharaan dewanya.Lalu Nebukadnezar bertitah kepada Aspenas, kepala istananya, untuk membawa beberapa orang muda Israel, yang berasal dari keturunan raja atau dari kaum bangsawan. Pemuda-pemuda itu hendaknya tidak bercela, berperawakan baik, memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan luas, dan mempunyai pengertian tentang ilmu. Pendek kata hendaknya orang-orang yang cakap untuk bekerja dalam istana raja. 
Hendaknya mereka diajar tulisan dan bahasa orang Kasdim. Dan raja menetapkan bagi mereka jatah makanan setiap hari dari santapan raja, dan jatah minuman dari anggur yang biasa diminum raja. 
Mereka harus dididik selama tiga tahun, dan sesudah itu mereka harus bekerja pada raja. Di antara mereka itu ada juga beberapa orang Yehuda, yakni Daniel, Hananya, Misael dan Azarya. Tetapi Daniel bertekad untuk tidak menajiskan diri dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja. Maka ia meminta kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan diri. Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu, 
namun katanya, 
"Makanan dan minuman telah ditetapkan oleh raja sendiri. Aku takut, kalau-kalau tuanku raja berpendapat bahwa kalian kelihatan kurang sehat dibandingkan dengan pemuda-pemuda lain yang sebaya dengan kalian. Nanti akulah yang dipersalahkan oleh raja, oleh karena kalian. Kemudian berkatalah Daniel kepada penjenang, yang telah diangkat oleh pemimpin pegawai istana untuk 
mengawasi Daniel, Hananya, Misael dan Azarya, "Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari, dan biarlah kami diberikan sayur sebagai makanan dan air sebagai minuman. 
Sesudah itu bandingkanlah perawakan kami dengan perawakan pemuda-pemuda yang makan dari santapan raja. Kemudian perlakukanlah hamba-hambamu ini sesuai dengan pendapatmu."
Permintaan Daniel itu dikabulkannya. Maka diadakanlah percobaan dengan mereka selama sepuluh hari. Setelah lewat sepuluh hari, ternyata perawakan mereka lebih baik, dan mereka kelihatan lebih gemuk daripada pemuda lain yang telah makan dari santapan raja. Maka selanjutnya penjenang itu selalu menyisihkan makanan dan minuman yang disediakan bagi mereka dan memberikan sayur kepada mereka. Kepada keempat pemuda itu Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian 
tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi. Setelah lewat waktu yang ditetapkan raja, mereka sekalian harus dibawa menghadap, maka dibawalah mereka oleh pemimpin pegawai istana itu menghadap Raja Nebukadnezar. Raja bercakap-cakap dengan mereka semua. Di antara mereka tidak didapati yang setara dengan Daniel, Hananya, Misael dan Azarya. Maka bekerjalah mereka itu pada raja. Dalam tiap-tiap masalah yang menuntut kebijaksanaan dan pengertian, dan yang ditanyakan raja kepada mereka, ternyata mereka sepuluh kali lebih cerdas daripada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya.

Demikianlah sabda Tuhan!

Bacaan Injil
Luk 21:1-4
Yesus melihat seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti derma.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Di bait Allah, tatkala mengangkat muka, 
Yesus melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka 
ke dalam peti persembahan.
Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser 
ke dalam peti itu.
Maka Yesus berkata, "Aku berkata kepadamu, 
sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak 
daripada semua orang itu. 
Sebab mereka semua memberi persembahannya 
dari kelimpahannya, 
tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, 
bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."

Demikianlah Injil Tuhan!

RENUNGAN SINGKAT:
MEMBERI DENGAN TULUS DAN DARI HATI (DENGAN CINTA)."

Injil tentang Janda Miskin yang mempersembahkan dua peser uang ke dalam peti mengajarkan kepada kita beberapa poin penting dalam kaitannya dengan iman kita pada Tuhan.
1) Hiduplah dengan semangat memberi. Orang bilang, "Semakin banyak kita memberi, kita akan semakin banyak menerima." Dan ini benar adanya. Hidup itu hendaknya disemangati dengan sikap memberi dan bukan menerima, karena dengan memberi, pasti kita akan menerima.
2) Memberi yang bagaimana? Memberi dengan Cinta. Memberi apapun bentuknya hendaknya datang dari hati. Memberi bisa berupa harta, tetapi juga bisa berupa tenaga, kehadiran, senyuman, mendengarkan, dan sebagainya. Tetapi yang penting, haruslah datang dari hati. Seperti si Janda Miskin, dia dipuji Yesus, karena dia memberi dengan hatinya, dari segala kekurangan nya. Dia tidak pikirkan macam macam, untung atau rugi. Dia hanya mau memberi pada Tuhan, dari hatinya.
3) Itu berarti memberi dengan tulus dan ikhlas. Memberi tanpa  ada pikiran bahwa harus menerima balasan. Memberi bukan dengan perhitungan bisnis. Memberi dengan tulus.
4) Dan dalam konteks seperti inilah, itulah Sikap Memberi yang Kristiani yang harus menjiwai seluruh hidup pengikut pengikut Yesus.
Saudara dan saudariku, marilah kita memberi diri kita secara total pada Tuhan lewat segala pekerjaan dan pelayanan kita, seperti halnya Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya. Kita hidup dalam sikap "generous giving".
Roh Kudus menguatkan dan memampukan kita. Dalam Nama Tuhan Yesus. Amin.

DOA:
Tuhan Yesus terima kasih atas segala karuniaMu dan penyertaanMu. Ampunilah dosa dan salah kami. Bantulah kami untuk selalu hidup penuh syukur dengan semangat memberi dengan tulus apapun itu secara khusus buat Tuhan dan sesama. Amin

Tuhan Yesus menyertai dan memberkati kita semua (Dan Keluarga) dan seluruh hari kita
🙏🙏🙏✝✝✝🛐🛐🛐

Salam dalam Kasih Tuhan Yesus,

RP. Lukas Gewa Tiala (Adi), SVD.
========================================================================
PERSEMBAHAN
( Lukas 21 : 1-4 )

Pengamatan yang cermat akan memberikan gambaran yang utuh terhadap sesuatu yang kita lihat. Bacaan kita hari ini menceritakan suatu peristiwa yang terjadi di Bait Allah

Setelah sekian lama dan hampir setiap kali Yesus mengajar dan memberitakan Injil-Nya, di Bait Allah, kali ini Yesus mengamati orang-orang yang memasukkan persembahan di peti persembahan (1). 

Orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka. Kemudian seorang janda miskin memasukkan juga persembahannya, yang hanya berjumlah dua peser

Jumlah yang  minim bila dibandingkan dengan persembahan orang-orang kaya. Inilah kemudian yang di komentari oleh Yesus. 

Jika dikaitkan dengan perikop sebelumnya, dicantumkan bahwa ahli-ahli Taurat menelan janda-janda, artinya mereka tega menekan kehidupan janda-janda yang miskin, tetapi janda miskin yang berada di Bait Allah itu mempersembahkan apa yang terbaik yang ia punyai, yaitu seluruh miliknya (4)

Ia memberikan tanpa rasa khawatir akan kehabisan uang untuk membiayai hidupnya sepulang dari Bait Allah. Sungguh suatu kontras: janda miskin memberi dari kekurangannya, orang-orang kaya memberi dari kelebihannya

Janda miskin memberikan seluruh miliknya meski hanya berjumlah dua peser, orang-orang kaya itu memberikan sebagian kecil saja dari miliknya, walau jumlahnya lebih besar dari jumlah persembahan si janda.


Untuk memahami apa yang dimaksudkan oleh Yesus di sini, pentinglah bagi kita untuk menyadari betapa kecil nilai dua uang tembaga itu

Uang tembaga itu dikenal dalam bahasa Yunani dengan nama lepta; denominasi terkecil dari uang logam Yunani yang beredar pada waktu itu

Satu dinar ( denarius ) senilai dengan 128 lepta, upah sehari untuk seorang pekerja. Jadi apa yang dimasukkan sang janda miskin ke dalam peti persembahan itu bernilai 1/64 upah rata-rata sehari seorang pekerja. Hal ini menunjukkan betapa miskin janda itu

Mengapa sampai begitu miskin? Kita tidak tahu jawabnya. Yang diketahui adalah,  bahwa pada zaman Israel kuno, apabila seorang suami mati, warisannya diberikan kepada anak laki-laki tertua dan janda orang yang mati itu dibuat tergantung pada anaknya itu

Maka Yesus menyorot hati manusia lebih dalam ketika memberikan persembahan kepada Tuhan. 

Bagi orang yang berkelimpahan, tentu tidak sulit memberi dalam jumlah banyak, karena itu masih sebagian kecil dari milik mereka. 

Persoalan akan jadi berbeda, ketika  orang hanya memiliki sedikit harta. Apakah masih bersedia memberi dalam jumlah banyak? Namun tidak tertarik pada jumlah persembahan yang kita beri. Dia lebih tertarik pada motivasi hati yang mendorong persembahan tersebut

Yesus ingin umat-Nya belajar dari janda miskin tersebut dalam memberi. Seolah-olah Yesus berkata: Berilah seluruh dirimu kepada Tuhan dan gunakan itu untuk menyenangkan hati Tuhan. 

Tidak akan pernah ada kata kekurangan atau tidak punya jika orang berani memberikan dirinya seutuhnya kepada Tuhan. Sebab dalam diri setiap umat-Nya, Tuhan sudah memperlengkapinya dengan kecukupan yang berlimpah

Jadi persembahan yang berlimpah bagi Tuhan adalah mereka yang memberi dari kekurangan, bahkan memberikan seluruh dirinya

Biarlah Tuhan sendiri yang akan menyempurnakan apa yang diberi umat-Nya dari kekurangannya. Untuk itu diperlukan ketulusan hati dalam memberi

Marilah kita belajar untuk memberi persembahan tanpa hitung-hitungan, tetapi dengan tulus sebagai ucapan syukur atas berkat dan pemeliharaan Tuhan

========================================================================


0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget