Renungan harian Cahaya Sabda: Selasa, 23 Januari 2017



Pekan Biasa III
Hari Keenam Pekan doa sedunia
St. Yohanes Penderma; Sta. Martina; B. Hendrikus Suso OP;
Yosep Marua dr Beniganim
2Sam. 6:12b-15,17-19Mzm. 24:7,8,9,10Mrk. 3:31-35.


Persaudaraan yang didasarkan pada darah adalah persaudaraan yang terbatas. Bagi Yesus, persaudaraan itu diperluas, yakni atas dasar kesetiaan pada kehendak Allah. Karena itu, bagi yesus tidak terlalu penting untuk menemui para saudara-Nya yang sedang menunggu-Nya di luar. Yesus memang mengakui hubungan berdasarkan keluarga, namun sebagai Penyelamat dunia Ia menyatakan bahwa ikatan itu bukan penentu. Kedudukan ini tidak menjamin suatu ikatan istimewa. Di jalan keselamatan ada yang lebih tepat menyandang sebutan saudara-saudari dipandang dalam hubungan dengan Bapa.

Yesus menunjukkan bahwa setiap orang dapat menjadi saudara atau saudari-Nya dengan berbagi semangat dan jiwa dengan-Nya, dengan mengenakan Roh-Nya, yang mengarahkan langkah-langkah pada pelaksanaan kehendak Bapa. Perbuatan lebih berarti daripada kata-kata mesra. Kesatuan Roh dalam ikatan cinta denganBapa, lebih menentukan daripada suatu darah dan daging, yang belum mengangkat jiwa manusia. Siapa melakukan kehendak Bapa, itulah anak Allah, saudara dan saudari Yesus.

Tuhan mampukan aku untuk menjadikan sesamaku sebagai saudara dan saudariku. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget