MINGGU BIASA XXVIII Gaun Pesta Sisil

MINGGU BIASA XXVIII

Gaun Pesta Sisil

Suatu hari Sisil pulang sekolah membawa kain bahan baju. Minggu depan Sisil diundang pesta ultah temannya. Kebetulan  mamanya pandai menjahit. Sisil yang menggambar model gaun, mama yang menjahitnya. Hampir seminggu mereka berdua sibuk membuat gaun pesta yang diinginkan Sisil. Akhirnya, saat pesta ultah temannya, Sisil mengenakan gaun cantik dari bahan sederhana. Banyak teman Sisil yang memuji dan tertarik dengan gaun yang dipakainya.

Agar tampil cantik dan menghormati teman yang mengundangnya, Sisil berusaha menyiapkan gaun pesta secara sungguh-sungguh sehingga banyak teman  melihatnya menjadi senang. Perumpamaan dalam bacaan Injil hari ini juga tentang pakaian pesta pada undangan perjamuan nikah ( Matius 22 : 11-12). Berbeda dengan gaun pesta Sisil, pakaian pesta dalam perumpamaan ini adalah identitas diri kita, yaitu kasih. Sebagai pengikut Kristus, kasih itulah pakaian pesta yang melekat pada diri kita.

Pertanyaannya, apakah kita sudah melaksanakan kasih dengan benar?Karena kasih merupakan kata yang mudah diucapkan tetapi sulit dilaksanakan. Sulit bukan berarti tidak dapat, asal ada kemauan.
Berangkat ke gereja diawali pertengkaran di rumah atau tidak peduli dengan orang di sekitar, sama halnya orang yang datang ke pesta tetapi tidak mengenakan pakaian pesta.
Kasih dapat juga dalam bentuk keteladanan. Jika seorang kepala keluarga benar-benar mengasihi keluarganya, tentu akan  memberikan teladan yang baik bagi anggota keluarganya.
Demikian juga kita dapat mengatakan mengasihi sesama , jika kita memberi teladan yang baik lewat sikap serta perbuatan. Jangan  pernah kasih dibingkai kata-kata yang begitu manis, sedangkan perbuatannya nyata-nyata  menjadi batu sandungan bagi orang lain untuk mengalami kasih-Nya.

Pada dasarnya setiap manusia memiliki kasih karena manusia terlahir diawali dari kasih Allah. Tergantung bagaimana cara menebarkan kasih yang kita miliki. Seperti halnya Sisil yang berusaha membuat gaun pesta elegan, kita pun harus selalu mengusahakan kasih tetap menyala dalam diri kita. Banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih. Untuk menjadi yang dipilih itulah yang harus senantiasa kita siapkan. Perjamuan nikah sudah tersedia, menunggu kedatangan kita dengan mengenakan pakaian pesta yaitu kasih. Kiranya dengan semangat pertobatan dan rendah hati, kita dimampukan menebar kasih sehingga semakin banyak jiwa yang datang mendekat pada pemilik kasih sejati, yaitu  Allah kita. Berkah Dalem

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget