RENUNGAN PAGI
Kejadian 3:12
Perempuan yg Kau tempatkan di sisiku, dialah yg memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka ku makan.
MENGAPA ATAU SIAPA
Bacaan: Kejadian 3:9-14
Ketika sesuatu berjalan tak seperti yg diharapkan, semuanya menjadi salah, atau terjadi kegagalan, maka kecenderungan alami manusia adalah mencari seseorang yg bisa disalahkan. Bahkan sejak dari Taman Eden.
Ketika dosa terjadi, Adam menyalahkan Hawa. Hawa menyalahkan ular.
Apabila seseorang gagal menyelesaikan pekerjaan sesuai batas waktu yg ditetapkan, apa yg biasanya ia lakukan?
Secara refleks ia akan menudingkan jarinya ke orang lain. Atau, kalau tidak ada orang lain, ia akan menudingkan jarinya pada situasi di luar kekuasaannya.
Kita akan lebih cepat berkembang apabila tak punya kebiasaan melimpahkan kesalahan ke orang lain. Ketika anda gagal, pikirkan mengapa anda gagal, bukan siapa yang salah.
Pandang situasi dg objektif supaya lain kali kita bisa lebih baik. Bob Biehl menganjurkan daftar pertanyaan untuk membantu menganalisis kegagalan:
1. Pelajaran apa yg saya petik?
2. Apakah saya berterima kasih atas pengalaman ini?
3. Siapa lagi yg telah gagal seperti ini sebelumnya, dan bagaimana orang itu bisa menolong saya?
4. Apakah saya gagal karena seseorang, karena situasi, atau karena diri sendiri?
5. Apa saya benar² gagal, atau saya mengejar standar yg terlalu tinggi?
Orang yg menyalahkan orang lain atas kegagalan mereka takkan pernah mengatasinya.
Untuk mencapai potensi dan karakter yg diinginkan Allah, kita harus terus memperbaiki diri.
Kita tak dapat melakukannya jika tidak mengambil tanggung jawab atas perbuatan kita dan belajar dari kesalahan. Bukankah Allah tak pernah menolak mengampuni saat kita bersalah?
Mengapa kita tidak berani mengaku dg jujur? -PK
SAAT ANDA BERBUAT KESALAHAN DAN GAGAL, TANYAKAN MENGAPA, BUKAN SIAPA
Selamat Pagi. Semoga Allah melindungi keluarga, menyertai, membimbing dan memberkati usaha, pekerjaan dan pelayanan kita sepanjang minggu ini, dalam Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus, Amin.
Kejadian 3:12
Perempuan yg Kau tempatkan di sisiku, dialah yg memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka ku makan.
MENGAPA ATAU SIAPA
Bacaan: Kejadian 3:9-14
Ketika sesuatu berjalan tak seperti yg diharapkan, semuanya menjadi salah, atau terjadi kegagalan, maka kecenderungan alami manusia adalah mencari seseorang yg bisa disalahkan. Bahkan sejak dari Taman Eden.
Ketika dosa terjadi, Adam menyalahkan Hawa. Hawa menyalahkan ular.
Apabila seseorang gagal menyelesaikan pekerjaan sesuai batas waktu yg ditetapkan, apa yg biasanya ia lakukan?
Secara refleks ia akan menudingkan jarinya ke orang lain. Atau, kalau tidak ada orang lain, ia akan menudingkan jarinya pada situasi di luar kekuasaannya.
Kita akan lebih cepat berkembang apabila tak punya kebiasaan melimpahkan kesalahan ke orang lain. Ketika anda gagal, pikirkan mengapa anda gagal, bukan siapa yang salah.
Pandang situasi dg objektif supaya lain kali kita bisa lebih baik. Bob Biehl menganjurkan daftar pertanyaan untuk membantu menganalisis kegagalan:
1. Pelajaran apa yg saya petik?
2. Apakah saya berterima kasih atas pengalaman ini?
3. Siapa lagi yg telah gagal seperti ini sebelumnya, dan bagaimana orang itu bisa menolong saya?
4. Apakah saya gagal karena seseorang, karena situasi, atau karena diri sendiri?
5. Apa saya benar² gagal, atau saya mengejar standar yg terlalu tinggi?
Orang yg menyalahkan orang lain atas kegagalan mereka takkan pernah mengatasinya.
Untuk mencapai potensi dan karakter yg diinginkan Allah, kita harus terus memperbaiki diri.
Kita tak dapat melakukannya jika tidak mengambil tanggung jawab atas perbuatan kita dan belajar dari kesalahan. Bukankah Allah tak pernah menolak mengampuni saat kita bersalah?
Mengapa kita tidak berani mengaku dg jujur? -PK
SAAT ANDA BERBUAT KESALAHAN DAN GAGAL, TANYAKAN MENGAPA, BUKAN SIAPA
Selamat Pagi. Semoga Allah melindungi keluarga, menyertai, membimbing dan memberkati usaha, pekerjaan dan pelayanan kita sepanjang minggu ini, dalam Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus, Amin.
0 komentar:
Posting Komentar