“Pentingnya Mendengarkan Sabda”

Sabtu, 9 Oktober, 2010
Peringatan St. Denis dan teman-temanya, dan St. Leonardus
Luk.11:27-28: 

“Mendengarkan Sabda adalah gerbang menuju pengambilan keputusan
untuk melakukan tindakan baik.”


Injil hari ini menjadi contoh yang sepertinya kontradiksi dengan apa yang sedang kita lakukan di bulan Rosario ini, yakni ketika kita menyatakan penghormatan khusus kepada Bunda Maria. Betapa tidak, ketika orang yang kagum akan sosok Yesus, berteriak memuji ibu yang melahirkan-Nya, reaksi Yesus malah mengindakasikan bahwa sepertinya Yesus tidak memberikan pengakuan terhadap Maria sebagai wanita yang terberkati karena telah melahirkan-Nya. Benarkah demikian? Marilah kita menelaah lebih dalam tentang maksud Yesus ketika Ia mengatakan; “Yang lebih berbahagia adalah mereka mendengarkan Sabda Tuhan dan mempraktekannya dalam hidup.
           
            Dalam tradisi Yahudi, wanita yang berbahagia adalah mereka yang dapat melahirkan banyak anak. Sebaliknya mereka yang tidak dapat melahirkan, dianggapnya sebagai sebuah aib atau hukuman dari Allah, seperti apa yang dialami oleh Sara dalam Perjanjian Lama dan Elizabeth dalam Perjanjian Baru. Dengan kata lain, derajat seorang wanita terangkat dan menjadi yang dihormati dan terhormat, terletak pada kemampuannya untuk melahirkan anak. Anak-anak yang dilahirkan oleh seorang wanita menjadi bukti betapa terberkatinya seorang wanita, seorang ibu dalam tradisi Yahudi.

            Menyimak kembali apa yang dikatakan oleh Yesus sebagai reaksi atas pujian terhadap wanita yang melahirkan-Nya, Yesus mengatakan sesuatu yang jelas bertentangan dengan tradisi Yahudi. Yang berbahagia adalah “mereka yang mendengarkan Sabda Tuhan dan mempraktekannya di dalam hidup.” Pertanyaan untuk direnungkan adalah “apakah Maria juga termasuk mereka yang dipuji oleh Yesus?” Kenyataan bahwa Maria adalah ibu-Nya dan pasti dianggap sebagai yang berbahagia tidak perlu diteguhkan lagi oleh Yesus. Justru, jawaban Yesus bahwa yang mendengarkan Sabda Tuhan dan mempraktekkannya jauh lebih penting daripada hanya sekedar sebuah hubungan darah. Atas cara yang tepat, Sabda Yesus mau mengangkat Maria ke tingkat yang lebih terhormat, karena Maria adalah teladan bagi mereka yang mau mendengarkan Sabda Tuhan, mengamininya dan mempraktekannya dalam hidup. “Aku ini adalah hamba Tuhan dan terjadilah padaku menurut perkataan-Mu,” mengatakan dengan jelas bahwa Maria adalah pendengar dan pelaksana setia Sabda Tuhan.

            Pelajaran yang bisa kita petik dari Injil hari ini, yakni kita belajar, bukan hanya menjadi seorang pendengar Sabda saja, melainkan kita dituntut untuk menjadi pelaksana Sanda dalam hidup. Di balik itu, terbersit juga sebuah kritik bagi kita; Telah sekian lama kita menjadi pendengar Sabda, namun pertanyaan refleksif adalah “Apakah kita telah dan mampu menjadi pelaksana Sabda dalam hidup?” Ataukah tugas kita adalah hanya untuk mendengarkan Sabda saja, sedangkan biarlah orang lain yang menjadi pelaksananya. Hal yang tidak mungkin terjadi adalah “kita melaksanakan apa yang kita sendiri tidak tahu karena tak pernah mendengarkannya.” Yang benar adalah “pendengaran  sangat membantu kita untuk membuat sebuah keputusan; apakah kita mau mempraktekan apa yang kita dengar atau mengabaikannya.” Kita berdoa, semoga kita bukan hanya menjadi pendengar Sabda, namun terlebih mampu menjadi pelaksananya dalam hidup setiap hari.


Selamat berakhir pekan.
Teriring salam dan doa kecilku untukmu selalu.

Rinnong

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget