TERIMA KASIH (Luk 17 : 11 - 19)

        Kebiasaan bagus yang dilatihkan oleh para ibu pada anak-anaknya ialah mengucapkan "Terima Kasih". Apabila ada seseorang yang memberikan sesuatu pada anak kecil, entah itu roti enak, coklat atau permen, lalu si anak mau menerimanya dengan tangan kiri, ibunya langsung bilang: "ayo diterima dengan tangan kanan manis...nah bagus, bilang apa?" Lalu si anak yang sudah terlatih akan berkata: "Terima kasih!". Pendidikan untuk mengucapkan "Terima kasih" sepertinya hal sepele dan biasa, tetapi mengandung nilai yang amat tinggi, bukan hanya nilai budaya atau etiket, tetapi nilai rohani pula!
       Kisah penyembuhan atas sepuluh orang kusta oleh Yesus dalam Injil hari ini menyampaikan pesan penting bagi kita, betapa Tuhan Yesus sangat menghargai satu-satunya orang kusta yang disembuhkan dan mau kembali kepadaNya! Nilai terima kasih yang diungkapkan orang tersebut lebih dari sekedar ungkapan terima kasih biasa. Itu adalah ungkapan syukur yang berfokus pada "Memuliakan Allah" seperti dikatakan Tuhan Yesus. Demikianlah, nilai rohani penting dari ungkapan terimakasih adalah memuliakan Allah. Itulah syukur kepada Tuhan sebagai bagian dari tindakan memuliakan Allah.
      Kita renungkan dua hal hari ini. Pertama, marilah kita lebih banyak bersyukur dan berterima kasih dari pada mengeluh dan mencela. Marilah kita waspada dengan gerakan hati dan pikiran yang begitu mudahnya berpikir negatif dan tidak puas, dan tanpa sadar mulut kita pun mengeluarkan kata-kata celaan dan keluhan. kedua, ungkapan syukur dan terima kasih bermakna rohani yang amat dalam yang intinya: memuliakan Allah. Setiap terima kasih yang keluar dari mulut kita bergema pemuliaan kepada Allah. Itu pula yang dibuat oleh Naaman setelah disembuhkan oleh Nabi Elisa. Terima kasih yang tulus selalu bermuara ke memuliakan Allah!

(Mgg 10 Okt 2010)

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts Widget