Pakailah Hidupku Sebagai AlatMU Seumur Hidupku.
BEDA
Bacaan: Markus 9:38-41
------------------------------------------------------------------
Bacaan setahun: Kejadian 46-48
------------------------------------------------------------------
Suatu hari Yohanes, murid yang paling dikasihi Yesus, berkata kepada Yesus, "Guru, kami melihat seseorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah dia, karena dia bukan pengikut kita" (ay. 38). Potongan kisah ini sangat mirip dengan fenomena yang sering terjadi di antara orang Kristen masa kini: "Karena kamu bukan bagian dari aliranku, maka kamu salah (atau lebih parah: sesat)."
Saya tidak bermaksud menghakimi siapa pun, tapi bukankah itu yang sering terjadi? Kita menilai kebenaran atau kesesatan saudara seiman hanya dari apakah ia termasuk bagian dari kelompok kita, bukan dari buahnya. Bagi para murid saat itu, karena orang itu tidak termasuk murid Yesus, maka ia tidak berhak memakai nama Yesus untuk mengusir setan. Dengan kata lain, ia sesat. Tapi apa jawab Yesus? "Barang siapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita."
Hanya karena seseorang berbeda kelompok dengan kita, tidak serta-merta ia sesat. Hanya karena seseorang berbeda cara pandang dengan kita, bukan berarti ia salah. Yesus saja tidak mempermasalahkan alirannya atau kelompoknya. Bagi Dia yang penting orang itu tidak menentang diri-Nya atau pengajaran-Nya. Perbedaan yang disebabkan karena ketidaksamaan kelompok, yang pada akhirnya akan melahirkan perbedaan cara pandang, tidak seharusnya dibesar-besarkan. Biarlah kata-kata terakhir Yesus di kitab Yohanes selalu kita ingat, "... itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: Ikutlah Aku" (Yoh. 21:22). Ya, bagian kita bukanlah mengurusi apa cara pandang/pengajaran saudara seiman. Bagian kita adalah mengikuti Dia. --DP/www.renunganharian.net
------------------------------------------------------------------
JANGAN FOKUS MENGURUSI PERBEDAAN, FOKUSLAH MENGIKUT YESUS.
------------------------------------------------------------------
Dikirim dari Alkitabku. Unduh di http://android.alkitabku.com
KASIHANILAH
Kata 'kasihanilah' biasa diucapkan pengemis manapun untuk minta sedekah. Dalam bahasa Jawa 'nyuwun welase, ' atau bahasa Inggris 'have mercy.'
Dengan kata-kata ini, pengemis menempatkan diri lebih rendah dari orang lain, agar orang tersentuh dan memberi sedekah.
Apakah kita pernah mengucapkan kata 'kasihanilah aku' pada orang lain? Sedikit sekali dari kita yang pernah melakukannya, sebab hal itu sangat merendahkan diri kita
Bartimeus ( Markus 10 : 47 ) merendahkan diri di hadapan Yesus. Ia minta dengan rendah hati, bukan dengan perasaan bahwa ia berhak menerima apa yang ia minta, bahwa ia berhak disembuhkan.
Bukan! Sebagai pengemis ia sadar bahwa orang punya hak penuh untuk memberinya sedekah atau tidak
Maka ia juga sadar bahwa Yesus punya hak penuh untuk mengabulkan atau tidak mengabulkan permintaannya. Semua tergantung belas kasihan Yesus. Sikap itu membuktikan imannya, maka Yesus menyembuhkannya
Bagaimana kita meminta? Meminta bukanlah mengklaim. Mengklaim berarti menuntut atas dasar kita punya hak penuh atas apa yang kita klaim sehingga permintaan kita harus dipenuhi. Itu memaksa Allah, kesombongan!
Permintaan kita belum tentu sesuai dengan maksud dan rencana Allah (Yak. 4:3; Mat. 20:22-23).
Seperti Bartimeus, hendaklah kita meminta dengan kerendahan hati, sebab Allah punya kuasa dan hak penuh untuk mengabulkan atau tidak mengabulkan. Itulah iman!
(Sugeng Pramono)