Mat. 6: 19 – 23;
Ada ungkapan, “hati mempunyai mata, tapi sayangnya mata tidak mempunyai hati.” Di balik benar tidaknya makna ungkapan di atas tapi satu hal yang pasti bahwa Tuhan memberikan kita otak dan hati sebagai alat kontrol segala nafsu dan keinginan kita. Saya selalu senang untuk melambangkannya dengan televisi yang memiliki banyak chanel dan remote control. Televisi tidak bisa aktif tanpa sentuhan jari-jarimu pada remote control yang ada padamu. Pilihan untuk menonton sebuah chanel atau pun menggantinya sangat tergantung pada pencetan jari-jarimu pada nomor channel yang Anda sukai.
Pagi ini Yesus berbicara tentang bagaimana kita mengontrol harta benda, pun kata dan perbuatan kita. Ungkapan yang indah ini kiranya mengungkapkan maksud-Nya; “Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” Syukur kalau orang masih memiliki hati di mana hartanya berada, tapi kalau tidak ada lagi hati di sana, maka yang ada hanyalah nafsu belaka. Masalahnya tidak sesederhana penjelasan di atas, karena yang dimaksudkan oleh Yesus, bisa saja hati menjadi korban dari harta kita, hati bisa saja dibutakan oleh sinaran harta kita sehingga fungsi kontrolnya menjadi mandul. Karena itu, semoga saja kita tidak diikat oleh harta yang kita miliki melainkan sebaliknya mengontrolnya.

Semoga saja di hari ini kita memiliki mata yang terang dan indah untuk mampu melihat kebaikan dalam diri sesama kita. Biarlah hari ini lewat kata dan perbuatan kita, orang lain merasa dikuatkan dan disemangati untuk memulai kehidupan mereka yang baru. “Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; Jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu.” Karena itu, sebelum berharap dapat melihat mata orang lain yang terang, maka buatlah matamu sendiri lebih dulu menjadi terang. Bagaimana mungkin engkau dapat melihat terang di mata saudaramu jika matamu sendiri terhalang oleh balok besar? Keluarkan balok itu, dan biarlah sinar terang matamu menyinari hati dan pikiran orang lain hari ini. Jadilah berkat untuk mereka. Kamu pasti bisa!
Jumat, 17 Juni 2011
Teriring salam dan doa kecilku untukmu selalu,
Romo Inno