Mrk. 2:18-22; 

“Kemampuan menyesuaikan diri dengan situasi baru bukanlah proses peleburan diri
dan identitas, melainkan sebuah kebijaksanaan hidup.”


            Banyak orang merasa kesulitan di tempat baru karena mereka terlalu mempertahankan apa yang mereka miliki dan tidak menerima adat istiadat atau kebiasaan di tempat yang baru. Misalnya; di Manila, ada beberapa romo yang menolak sama sekali cara orang Filipina berbicara bahasa Ingris karena ucapannya yang tidak sesuai dengan apa yang kita pelajari dalam tata bahasa Ingris. Resikonya, ketika mereka mengucapkan sebuah kata Ingris dengan benar menurut tata cara bahasa Ingris justru tidak dimengerti oleh orang Filipina. Mereka hanya bisa mengerti ketika kita mampu berbicara dalam cara mereka (Contoh: Vitamin : Orang Filipina mengucapnya: “Baitamin.” Banyak orang kecil/tidak berpendidikan tinggi mengucapkan seperti itu karena mereka tidak bisa mengucapkan huruf “V”. Bunyi yang keluar adalah “B”).

            Hari ini Yesus memberikan sebuah ajaran yang sedikit sulit untuk ditafsirkan ”tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada  kain yang sudah tua,” atau “mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong yang lama,” karena keruskan akan menjadi hasilnya jika tindakan seperti itu dibuat. Artinya, kemampuan dan kerendahan hati untuk menyesuaikan diri adalah tuntutan mutlak dalam hidup kita sebagai orang Kristen di mana saja kita berada. Kemampuan dan kerelaan untuk menyesuaikan diri bukan berarti melebur diri dan identitas melainkan sebuah kebijaksaan hidup, dan inilah “kerendahan hati.”

            Apa yang bisa kita perbuat dalam proses penyesuaikan diri adalah kemampuan dan kerelaan untuk memasuki hidup dan dunia orang lain dengan cara mereka dan kemudian menuntun mereka keluar lewat jalan kebenaran. Misalnya; Anda hanya bisa berhasil menjadi bagian dalam dunia anak-anak bila Anda mampu menari dan bermain bersama mereka; Anda hanya bisa diterima oleh orang-orang muda jika Anda mampu memasuki dunia mereka dengan cara melalui pintu mereka dan tidak menggiring mereka untuk masuk lewat pintu Anda. Dengan kata lain, Anda hanya bisa mengubah orang lain, bila mereka mau menerima kehadiran Anda sebagai bagian dari hidup dan perjuangan hidup mereka.

            Semoga saja kemampuan dan kerelaan hati untuk menjadi bagian dalam hidup orang lain; belajar dari orang lain, sungguh membuka jalan bagimu untuk mengubah orang lain sesuai dengan kehendak Tuhan. Inilah tugas kita sebagai orang Kristen, yakni menjadi terang bagi dunia. Terang yang tidak padam ketika ada tiupan angin dan badai, melainkan terang yang mampu memberi seberkas cahaya bagi orang lain untuk kembali kepada Sang Khalik, yakni Tuhan sendiri.

Senin, 17 Januari 2011

Teriring salam dan doa kecilku untukmu,
Rinnong